
Banyak kejadian yang dikisahkan oleh manusia tentang hantu atau roh orang
yang sudah meninggal. Kita bisa melihat di acara-acara televisi dewasa ini yang
mengemasnya dengan sajian yang menarik. Seseorang bercerita bahwa suatu ketika
ditemui oleh si Fulan. Ternyata diketahui bahwa si Fulan tersebut baru saja
meninggal dunia. Kisah-kisah sejenis ini sangatlah banyak ragam kejadiaannya.
Maka, kebanyakan manusia mengira bahwa roh orang yang sudah meninggal itu
bergentayangan. Bahkan, peristiwa-peristiwa yang bersangkutan dengan kejadian
orang yang baru meninggal tersebut sampai membuat segolongan aliran
berkeyakinan bahwa orang yang sudah meninggal itu akan menitis kembali. Mereka
menyebutkan bukti-bukti kejadian yang berkaitan dengan peristiwa kematian, dan
juga hasil dari cerita-cerita seperti tersebut di atas.
Anggapan atau persepsi yang merupakan keyakian bagi kebanyakan orang-orang
itu tidak lepas dari pengetahuan dan informasi yang diterimanya. Mereka
berkeyakinan demikian karena apa yang mereka temui dan apa yang mereka
dapatkan, semuanya, mengarah kepada kesimpulan tersebut. Bahkan, sebagian orang
juga ada yang mempercayai dan melaksanakan perintah yang disampaikan oleh hantu
(menurut mereka: roh gentayangan).

Kemudian, ada contoh lagi seperti berikut. Seseorang yang mengira telah
mendapatkan ilham tadi kemudian menyepi atau semadi di pemakaman (kuburan).
Beberapa malam kemudian didatangi kakeknya yang kemudian memberi petuah
kepadanya dengan mengatakan, “Wahai cucuku! Ini kuberikan pusaka sebagai
pegangan untukmu. Jika terjadi sesuatu, mintalah bantuan kepadanya, niscaya
akan datang bala bantuan kepadamu dari pusaka itu. Dan, jangan lupa, peganglah
kebenaran.” Maka, seseorang akan dengan yakin dan gembira membawa pusaka yang
telah didapatnya dan akan selalu dipegangnya. Ia tambah yakin dengana adanya
sang kakek yang berpesan untuk selalu berpegang kepada kebenaran. Keadaan orang
semacam ini juga tertipu. Dan, ia telah berbuat syirik.
Kemudian, ada contoh lagi seperti berikut. Seorang dukun didatangi pasien
yang baru beberapa bulan yang lalu ditinggal mati oleh anaknya. Ia datang untuk
meminta petunjuknya. Pasien yang datang itu mengungkapkan keluhannya, “Mbah
(Kakek!), keluarga saya akhir-akhir ini selalu ditimpa. Apakah ada yang
berusaha menghancurkan saya Mbah? Karena, saya membuka usaha persis di samping
orang kaya sebelum anakku meninggal dunia. Kalau ada, tolonglah Mbah!” Jawab
mbah dikuk,”Silakan kamu pulang dulu anakku, nanti aku akan teropong siapa
gerangan pelakunya.
Kemudian, datanglah seorang anak kecil kepada dukun itu dalam mimpinya. Anak
itu mengaku telah meninggal dunia beberapa bulan yang lalu, dan memberitahukan
bahwa pelaku yang berusaha menghancurkan hidup keluarga ayahku adalah orang
kaya di sampingnya. Sang dukun dengan yakin kemudian memberitahukan kepada
pasiennya.
Sang dukun bertanya kepada pasiennya, “Apakah kamu telah ditinggal mati oleh
anakmu?”
Sahut pasien, “Ya, benar Mbah, kok Mbah tahu? Sungguh Mbah ini orang yang
mengetahui (orang pinter).” Sang dukun menjawab, “Setelah aku analisis, memang
pelakunya adalah tetanggamu yang kaya itu. Ia tidak rela jika daganganmu
menyainginya. Oleh karena itu, ia berusaha ingin menghancurkanmu.” Demikian
penjelasan sang dukun kepada pasiennya.
Tentu Anda tahu apa yang akan terjadi dengan cerita selanjutnya. Yang
terjadi selanjutnya tidak lain adalah peperangan antara dua orang tetangga. Ini
adalah salah satu akibat campur tangan jin yang jahat untuk memecah-belah
manusia. Orang yang mempercayai dukun dan sang dukun itu sendiri telah berbuat
syirik dalam hal ini. Mereka termasuk orang-orang yang tertipu.
Lalu, bagaimana hal itu bisa dikatakan orang-orang yang tertipu? Yah, mereka
tertipu karena tidak mengenal ajaran Islam, tidak mau mengenal tentang
sifat-sifat setan, tidak mau mengenal jenis-jenis perbuatan setan. Bahwa semua
kejadian yang kami contohkan tersebut di atas tidak lain adalah bentuk-bentuk
kejahatan setan kepada manusia untuk menjerusmuskan manusia ke dalam lembah
kesesatan. Ketiga contoh tersebut di atas tidak lain adalah bentuk-bentuk
penyesatan yang dilakukan oleh makhluk yang mengaku telah meningal dunia, dan
orang yang didatanginya mempercayainya karena di antaranya mereka melihat
bentuknya yang sama dengan orang yang telah meninggal dunia. Bentuk penyesatan
itu dilakukan oleh sekelompok jenis jin pendamping (qarin).
Dalil tentang Adanya Jin Pendamping
Ibn Mas’ud menceritakan, Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
bersabda yang artinya: “Tidaklah salah seorang dari kalian melainkan ada
pendampingnya dari golongan jin.” Mereka bertanya, “Juga padamu, ya
Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, hanya saja aku telah mendapat perlindungan dari
Allah sehingga aku selamat. Ia tidak memerintahkan aku kecuali kebaikan.”
(HR Muslim).
Ath-Thabarani mengisahkan riwayat dari Syuraik bin Thariq. Ia berkata,
Rasululloh Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, yang artinya:
“Tidak ada seseorang di antara kalian melainkan ada baginya seorang setan.”
Mereka bertanya, “Juga bagimu, ya Rasulullah?” “Ya, juga bagiku, tetapi Allah
melindungiku sehingga aku selamat .”(HR. Ibnu Hibban).
Ibn Mas’ud meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
bersabda, yang artinya: “Setiap anak Adam mempunyai kelompok, dan bagi
malaikat ada kelompok dengan anak Adam. Kelompok setan mengajak kepada
kejahatan dan mendustakan yang hak, adapun kelompok malaikat mengajak kepada
kebaikan dan membenarkan yang hak. Barang siapa yang mendapatkan yang demikian
itu, maka ketahuilah bahwa itu dari Allah dan pujilah Allah, dan barang siapa
yang mendapatkan selain itu, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan
yang terkutuk, kemudian ia membaca asy-syaithanu ya’idukumul-faqra wa
ya’murukum bil-fahsya’.” (HR. Tirmizi).
Sa’id al-Jariri mengomentari ayat yang berbunyi, “Barang siapa yang
berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Alquran), kami adakan
baginya setan.” (QS. Az-Zukhruf: 36). Ia berkomentar, “Telah sampai berita
kepada kami bahwa orang kafir apabila dibangkitkan pada hari kiamat, setan akan
mendorong dengan tangannya, hingga ia tidak bisa melawannya, sampai Alloh
menempatkannya di api neraka, dan ketika itu ia berkata, ‘Aduhai, semoga
(jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat.’ (QS.
Az-Zukhruf: 38). Sementara, orang mukmin akan diwakilkan padanya malaikat
sampai ia diadili di antara manusia dan menempatkannya dalam surga.
Demikianlah, orang yang berpaling dari petunjuk yang lurus, yaitu Alquran
dan sunah, maka baginya akan diadakan oleh Alloh yaitu setan, yang akan
menyesatkannya. Contoh cerita-cerita yang disebutkan di atas adalah salah satu
bentuk contoh mereka yang terkelabui oleh setan, karena mereka tidak menempuh
jalan yang lurus, tetapi mengambil jalan orang-orang yang sesat, di antaranya
mereka percaya dengan dukun, di antaranya mereka percaya dengan ilham-ilham
picisan yang sebenarnya bukan ilham, tetapi tipu daya setan untuk menyesatkan
manusia.
No comments:
Post a Comment